Minggu, 06 Januari 2019

W I M I N T O

Mengaku pernah kenal sedari masih berseragam sekolah dasar,  lelaki yang kerap dipanggil Tjie Ming ini menggelitik setan kecil bernama penasaran.

Satu dua komentar nya di grup sebagai balasan komentar ku,  membuat ku ingin mengenal nya lebih jauh,  seperti dia dulu pernah mengenal ku.

Dengan gamblang nya,  dia sanggup menceritakan seperti apa aku dulu.  

Detail, bahkan lebih detail dari gambaranku sendiri sekalipun.

Terlalu kejam rasanya kalau aku, yang pernah menolak mengenal nya dengan alasan lupa,  tiga puluh tahun kemudian pun aku tidak mau mengenal dia, yang,  mungkin saja,  pernah aku pukul pakai penggaris waktu di bangku sekolah.

Beberapa kesempatan untuk bertemu terlewat begitu saja selama hampir dua tahun. 

Kesibukan mengerem ku.
Rasa malu dan segan menggeser penasaran itu. 
( "mulai kapan jadi pemalu? "  pasti itu reaksi nya yang bikin aku mati kutu )


Sampai satu hari di penghujung tahun,  sebuah ucapan singkat masuk ke akun ku.  Sebuah ucapan singkat tanda toleransi beragama, dari lelaki itu.


W I M I N T O

Tanpa ada niat untuk saling bicara panjang kali lebar,  tik tok percakapan pun terjadi antara kami.

Sesi awal dilanjut dengan sesi sesi berikutnya,  dan berikut nya lagi,  tanpa pernah bertemu muka.  Bahkan tidak pula menggunakan teknologi dengan video atau voice call nya.

Adat leluhur yang dipegang nya erat menahan jemari ku untuk tidak menekan kedua fitur itu.

Walau demikian,  ada rasa nyaman ketika bicara dengan ayah dua orang malaikat ini.


Bagai berbincang dengan alam, 
aura ketenangan bak berada di tepi aliran sungai, 
tampak tersirat dalam kalimat kalimat nya.

Kata kata nya yang cermat dan teliti itu menarik perhatian ku. 

Kadang tajam,  tapi tidak menggurui. 
Kadang peduli,  tapi bukan usil. 
Sebentar ada kekecewaan,  
namun terbungkus dengan kepasrahan.

Luar biasa!!


"Aku harus mengajak nya kopi darat,"  hanya itu tekad ku untuk bisa mengenali lelaki ini bila kelak bertemu dalam komunitas yang lebih luas.

Ya,  penganut ajaran Budha ini lebih comfort dalam lingkungan yang lebih kecil dan tenang,  karena di sana lah,  dia mampu berpikir jernih tentang siapa yang sedang dia hadapi.

"Karena aku gak mau meracuni pikiran dan perasaan sendiri dengan meraba raba dan menduga duga ,  kemudian mengambil suatu kesimpulan yang salah," kilahnya bijak.

Logis. 

Ketika lebih dari sepuluh orang berkumpul dalam waktu 1-2 jam,  bagaimana bisa kita mengenal mereka satu per satu?

Dan ketika kita hanya mengenal seseorang sekilas,  mudah bagi kita untuk menilai nya dengan standard yang kita miliki, dengan sudut pandang dari tempat di mana kita berdiri.


"Aku orangnya peka. Jadi kalau memang ada ucapan ku yang tidak berkenan , mending di tegur atau dinasehati, daripada dirasani...atau berpura-pura baik. padahal di belakangku dia mencibir," adalah salah satu kalimat nya.

Cocok!!!!

Masa lalu nya yang kelam tidak pernah memadamkan semangat pemilik bengkel konstruksi ini untuk memberikan masa depan yang cerah untuk anak gadis dan yunior nya.

Dan aku tau,  aku harus banyak belajar dari nya.

Setelah dua minggu ngobrol,  bagaimana mungkin aku melengos saja bila aku bertemu hanya karena aku gak pernah tau rupa nya?

So,  rencana pun di susun.
Dan di eksekusi.

Sengaja aku datang lebih awal pada titik yang telah kami sepakati sebelum nya, untuk bisa mempelajari nya lebih.

Seperti yang kuduga,  ke hati hati an nya tercermin dari cara nya mencari lewat clue yang aku berikan. 

Jam pertama dilanjut dengan jam jam berikut nya.  
Waktu terasa begitu cepat berlari bersama lelaki yang bebas dari gosip ini.

Skill,  knowledge,  attitudes, behaviour.

Satu paket komplit yang jarang kutemui di abad ini, tersimpan dalam diri sosok gempal di hadapan ku,  membuat ku betah berbincang dengan nya.

Satu dua kali kupancing dengan topik berbeda.  
Dan kutemui banyak hal baru yang tidak pernah aku bayangkan sebelum nya.

The more i learn,  the more i know nothing.

Membuka dirinya secara gamblang,  lelaki setengah abad ini memiliki alasan ketika teman main nya sendiri memandang nya sebagai lelaki dingin yang tanpa perasaan dan kepekaan.

Penghargaan terhadap dirinya sendiri diimplementasikan nya dengan menghargai siapa pun yang ditemui nya.

Aku pun terhenyak.

Bagaimana mungkin ajaran Yesus yang tidak pernah dikenal nya,  disimpan nya dalam dalam,  dan diterapkan nya?

"Segala sesuatu yang kamu kehendaki 
supaya orang perbuat kepadamu, 
perbuatlah demikian juga kepada mereka. 
Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi" 
( Matius 7:12 )


My goodness!!!

Walau aku yakin dia tidak memahami nya,  tapi inilah yang disebut Imamat yang rajani , seorang imam yang memiliki hati raja.

W I M I N T O

Bukan sebuah masalah besar 
ketika kau mengakui bahwa, 
bila memungkinkan di negara ini,  
kau memilih untuk tidak beragama.

Agama hanyalah rambu.
Agama hanya sebuah guidelines.

Beyond the expectations.
That is you are.

Tetap lah menjadi dirimu,  sobat.
Tetap lah pada prinsip mu. 

Dan tetap lah menjadi role model bagi generasi berikut.

Karena generasi sekarang
Merindukan sosok seperti mu.

Tanpa teori,  tapi berprinsip. 
Memegang adat leluhur mu,  
tapi terbuka untuk ide ide dunia. 
Layaknya air yang mengikuti bentuk lingkungan nya
tanpa harus mengubah warna dan rasa nya



Be yourself,  buddy
We are here to support you
Bravo !!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar