Senin, 22 Desember 2014

Buat Sahabatku : Happy Mother Day

22 Desember.....

Dari pagi gadget ku terus menerus berteriak memanggil. Puluhan pesan masuk lewat berbagai media sosial yang tersedia. Apalagi kalau bukan mengucapkan "SELAMAT HARI IBU", seperti yang selalu terjadi selama bertahun-tahun.

Beberapa pesan berisi ucapan cinta singkat, beberapa lagi terangkai dari kalimat-kalimat indah.

Walau kita sendiri nggak yakin, sempat nggak kita mencium ibu kita hari ini dan mengucapkannya dengan tulus kepada beliau, betapa kita mencintainya?

Ladies, tiga puluh tahun yang lalu, ketika kita masih seorang anak remaja, ketika gadget masih merupakan sesuatu yang nggak mungkin, kita mungkin melupakan tanggal spesial ini yah?

Yahhh..... apa yang paling mendominasi pikiran dan suasana hati kita 3 hari sebelum hari yang penuh hadiah dateng? Natal, dengan pesta, makan makan, baju baru, kado natal..... wowwww....... itu yang ditunggu seorang gadis remaja bukan?!

Dan sekarang... tiga puluh tahun kemudian....
ketika kita menjadi seorang ibu,
ketika anak-anak kita menginjak usia remaja dengan semua aktifitas dan kegiatan mereka,
ketika kita menerima ucapan cinta dari seorang "anak" lainnya ....... hhhuhhhh....... nyesek lho guys......

Kemana anak aku hari ini?
Kenapa bukan yang dia yang dateng, menciumku dan memelukku dengan hangat?
Kok cuman message sih ? ( Syukur-syukur kalau dia inget yah..... )

Sebuah message dari seorang kawan pun menjadi perhatian penulis.

Pada saat kita sakit, kita inget ibu,
tapi pada saat kita sehat, telp aja kita lupa

Saat kita gak punya uang, kita lari ke ibu,
tapi pada saat ada uang, kita lari ke mall

Waktu kita sedih, kita nyari ibu buat nangis di pangkuannya,
tapi waktu kita seneng, kita sibuk ama pasangan kita

Ketika anak-anak sakit, kita panggil ibu buat bantuin kita kan?
Tapi ketika anak-anak sehat, kita panggil ibu buat jadi satpam nya rumah kita lhooo......

Tak terasa air mata pun menetes....

Kawan......
Hari ini memang bukan tiga puluh tahun lalu.
Ibu kita dulu bukan ibu abad 21 kayak kita kan?!

Dulu, ibu kita bangun jam 3 pagi buat ngaron nasi, supaya kalo kita bangun jam 5 buat siap-siap sekolah, nasi putih panas di meja makan dah siap menemani kita memulai hari-hari kita. Sekarang ?

Dulu, paling banter ibu kita memakai bedak tipis di wajahnya sebelum keluar kamar dan meladeni anak-anaknya. Ibu sekarang sibuk mempercantik dirinya sementara anak-anak diladeni oleh orang lain. Salah ? Nggak ada yang salah... Semua ini akibat dari kemajuan jaman aja kok.

Tapi kita tetap ibu dari seorang anak remaja, sahabatku....

Perempuan yang dipercaya ama Yang Di Atas buat mengandung, melahirkan, menjaga,  mendidik dan memelihara insan-insan masa depan, sampai mereka siap buat menerima tongkat estafet dari generasi sebelumnya, bukan untuk memilikinya dan berharap mereka akan menjaga kita pada saat kita dah nggak mampu lagi kelak.

Kita emang bukan ibu yang kejam, yang memperlakukan anak kita seperti si upik abu.

Kita juga bukan ibu yang tega meninggalkan bayinya sendirian di rumah sakit atau di got.

Kita memelihara mereka kok, kita memberi mereka pakaian, makanan, dan tempat tinggal.

Kita berikan semua yang mereka perlukan, bahkan berlebihan.


Saudariku,

Kalau rumah yang mereka perlukan,
nggak akan ada cerita seorang anak remaja malas pulang ke rumahnya yang mewah
padahal  mereka tau ada orang tuanya di sana


Kalau makanan yang mereka butuhkan,
nggak mungkin mereka makan di rumah temannya
sementara kita dah masakin buat mereka

Mereka membutuhkan sesuatu yang lebih dari itu, ladies.....
Mereka memerlukan teman bermain
Mereka memerlukan sahabat yang mau mendengarkan mereka
Mereka memerlukan penasehat yang bisa memberi mereka jalan keluar
Mereka memerlukan motivator yang ada pada saat mereka putus asa

Mereka memerlukan a shoulder to cry on, guys....

Hari ini, sebelum kita menuntut ciuman cinta dari anak-anak kita, atau pelukan tulus penuh kehangatan kasih dari mereka, yuuukkkk....
kita berikan apa yang mereka perlukan, walau nggak pernah ada tuntutan dari mereka

...... karena mereka terlalu baik untuk memprotes perempuan yang mempertaruhkan nyawanya demi kehidupan mereka....
...... karena mereka terlalu sayang ama kita .....
...... karena mereka adalah utusan Tuhan yang paling indah ......

....... karena aku, kamu dan dia, adalah ibu mereka.......


  For Things To Change, I Must Change First ( The Colonel )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar