Senin, 18 Maret 2019

Ikatan Alumni, Pentingkah ?

Pertengahan masa puasa pra paskah 2019, sebuah kabar duka tersiar dalam group alumni angkatan kami.

Berita duka..

Jam 09.40 pagi tgl 14 maret 2019, 

telah meninggal dunia Emiritus Guru Sosiologi Smak Santa Maria 
Bp Robby Wohon Tular


Tik tok percakapan di sosmed berlanjut.
Hampir semua mengirimkan ucapan belasungkawa nya.
Beberapa orang membangunkan kembali memori yang telah tidur selama puluhan tahun bersama beliau.
Beberapa lagi berencana untuk ke rumah duka.

Seperti biasa.
Persis seperti ketika group ini menerima berita duka.

Yang membedakan nya adalah kesendirian almarhum di akhir hidup nya.
Yang membedakan nya adalah aura bahu membahu.
Yang membedakan nya adalah sebuah pengumuman singkat.

Bagi Teman2 Alumni baik pribadi maupun grup  
yang ingin berpartisipasi untuk Alm.Pak Robby 
dalam bentuk konsumsi di RD GR ataupun di tempat kremasi Sentong 
dapat memberikan info kepada:
- Sdri. Lxxx Sxxxx
- No hp ^WA : 081xxxxxx

Sepanjang ingatan ku, tidak pernah ada group atau organisasi yang mengumumkan hal seperti itu secara terbuka.


Seketika itu juga,  perhatian ku tertuju ke kota kenangan ini,  Malang.

Khususnya ke rumah duka tempat persemayaman.

Ada sesuatu yang berbeda di sini,
Almarhum bukan satu-satunya guru yang pernah mengajar kami.

Almarhum juga bukan guru pertama yang meninggalkan kami.

Perbedaan yang penulis rasakan ini lah yang mendorong nya untuk meluncur ke kota ini.

Memasuki area parkir,  antara percaya dan tidak,  
dua buah ruangan tampak terang dan terbuka menyambut kedatangan kami.

Deretan bunga papan di depan kedua ruangan itu membuatku yakin,  
di ruangan ini lah,  jenazah pak guru ku itu disemayamkan.

Kaki ku tertahan ketika tidak tampak seorang anggota keluarga pun di sana.

Almarhum terbaring kaku di dalam peti yang tidak didampingi seorang pun.

Tidak ?
Nggak juga sih .....

Satu dua personil berseragam tampak ada di setiap sudut ruangan.

Di antara pengunjung.
Di depan pintu.
Di dekat almarhum.
Di stand sate ayam dan tahu tek di depan ruangan.

Mereka berbicara akrab dengan pengunjung
Mereka tampak mondar - mandir membawa piring-piring sate atau bakso

Mereka berkeliling mengedarkan buku tamu
Mereka memegang kamera.

What is this ?

Keluarga ?

Mereka terlalu sibuk untuk tampak berduka sebagai keluarga almarhum.

Alumnus angkatan berapa sih ?

Come on, beberapa dari mereka malah tampak berbeda generasi !!

Mataku pun berkelana mencari identitas dalam seragam mereka.

Aha !! IKASANMAR !!

Here you are !

Cukup lama sudah nama organisasi ini terdengar tidak asing.
Beberapa postingan nya pun sesekali tampak di timeline salah satu akun sosial media ku.
Satu dua kegiatan yang mereka selenggarakan kerap mampir di mata dan telinga ini.

Dengan Zr. Theresella Karti, kepala sekolah SMAK St Maria Malang hari ini, sebagai penasihat,
organisasi ini tampak mulai menggeliat menunjukan eksistensi mereka.

Playon adalah salah satu agenda yang mereka adakan secara rutin semenjak 2017.

Tapi baru hari ini, di sebuah ruangan rumah duka, dari dalam peti nya, alm. pak Robby seakan mengajak kita untuk tidak melupakan rumah tempat kita dibesarkan, dibentuk, dididik, dan ditempa sebelum memasuki kehidupan yang sebenarnya.


Sekolah Menengah Atas adalah tempat paling rawan untuk seorang remaja.

Tangan dingin seorang guru di sekolah dan pelukan hangat sebuah keluarga di rumah, bagaikan dua tangan maya yang mengukir nya menjadi seorang manusia.


Tanggungjawab dan kewajiban seringkali menahan langkah kita untuk berhenti sejenak dan kembali menengok kedua  tempat tersebut, rumah dan sekolah.

Puji Tuhan, beberapa orang diberikan hati untuk menggali dan memelihara memori di sana, SMA St Maria Langsep Malang, sekolah tempat kita mengintip kehidupan di luar sekolah.

Mereka berkumpul
Mereka menuangkan ide
Mereka membentuk organisasi
Mereka bergandengan tangan

Dan mereka merangkul alumnnus lain !!

Ketika ada satu dua orang tamu  mencari tempat duduk dan diam seorang diri tanpa bersosialisasi dengan kiri kanannya yang sebagian besar adalah para alumnus Santa Maria Langsep Malang juga, salah satu dari mereka mendekat, menjabat tangan nya dengan hangat dan menyapa, "Dari angkatan berapa ?"

Mereka berbincang.
Mereka berbicara,
Dan mereka mencatat data nya.
Tanpa mempedulikan dari angkatan berapa.

Luar biasa !!

Kekaguman itu pun tercetus dari salah seorang alumnus di dalam message  nya

Saya tak pandai berkata kata, 
saya tidak mahir menulis 
tapi saya akan coba mengungkapkan 
rasa KAGUM dan SALUT saya 
kepada IKASANMAR yang saya cintai.

Mulai dari Pak Robby sakit, 
dibawa ke RS Lavalete, 
kemudian karena peralatan yang kurang memadai 
sehingga dipindah ke RSUDSaiful Anwar.

Akhirnya Pak Robby menghembuskan nafas terakhir, 
jenazah disemayamkan di Gotong Royong, 
memilihkan peti, 
penentuan dikubur/ kremasi, 
penentuan saat kremasi, 
memberikan kesempatan pada para tamu 
untuk memberikan penghormatan terakhir pada Pak Robby, 
menyewakan bus untuk yang mengantar ke krematorium, 
dll dll dll , semua hal tersebut diatas 
tidak luput dari campur tangan IKASANMAR

Menurut saya pribadi ini hal yang sangat LUAR BIASA
Kalian luar biasa patut diacungi jempol,

Apresiasi, terima kasih, 
ucapan syukur pada Tuhan yang maha penyayang dan pengasih 
dan bagi IKASANMAR


IKASANMAR
Ikatan Keluarga St. Maria Malang

Ikasanmar bukan hanya milik segelintir orang
Ikasanmar milik setiap kita yang pernah sekolah di sana,
SMAK St. Maria Langsep Malang.

Ketika detik bergerak dan tahun berganti,
Kehidupan membawa kita menjauhi masa remaja
Kesempatan pun belum tentu datang kembali.

Selagi ada waktu, kayuh sepedamu
berputar arah dan kembali ke
Jalan Raya Langsep Malang 
di sebuah tempat yang bernama

SMAK St. Maria 



NEVER FORGET YOUR WAY BACK HOME

6 komentar:

  1. Terima kasih untuk tulisannya, berarti sekali utk pengurus n menjadi semangat utk terus melayani dan berbagi dengan alumni lainnya.

    Semoga akan banyak merintis kaum kuda dan alumni lain dalam semangat saling melayani dan berbagi.

    BalasHapus
  2. miss piggy....muachh..muacchhh

    BalasHapus
  3. 😍😍😍😍👍👍👍👍👍

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus