Bobby Griffith, seorang gay dari keluarga aktivis gereja, ditemukan tewas bunuh diri pada tahun 1980 an.
Di hari pemakaman nya, Mary Griffith, sang ibunda, terperangkap dalam kesedihan yang mendalam karena yakin putra terkasih nya itu menjadi penghuni neraka.
Sampai akhir nya, Mary mendapatkan jawaban lewat Rev. Whitsell, pendeta dari gereja di mana Bobby beribadah selama ini.
Tuhan saja menerima Bobby, masakan kami tidak?
Mary pun tersentak.
Kisah Sodom dan Gomora yang telah dibumihanguskan
bersama para gay nya,
kisah yang telah dihafalkan nya selama bertahun tahun,
kisah yang sering digunakan nya sebagai senjata melawan dosa,
telah mengalahkan kasih nya pada anak nya sendiri.
Bobby, putra kesayangan nya, tidak sanggup menahan kekecewaan yang teramat besar pada ibu nya, pada orang orang dekat nya, pada gereja nya, pada pelayanan nya selama ini.
Lelaki muda ini tidak memiliki siapa siapa ketika dia memerlukan a shoulder to cry on.
Kesepian, kegagalan, perasaan berdosa, ketakutan nya, membuat nya mengambil langkah nekad dengan mengakhiri hidup nya.
Dia tidak merasakan secuil kasih pun dari orang orang terdekatnya, terlebih lagi ketika pasangan gay nya memilih untuk menjadi normal karena desakan keluarga dan lingkungan nya.
Dan Bobby Griffith bukan satu satu nya anak Tuhan yang terjebak dalam tuduhan dosa, dosa, dan dosa.
Di akhir jaman ini, gereja dipenuhi oleh orang orang berdosa, bahkan banyak dari mereka yang menjadi sampah masyarakat.
Gereja menerima mereka dengan tangan terbuka.
Puji Tuhan!!
Tapi sanggupkah gereja memelihara dan membesarkan mereka?
Hampir empat puluh tahun perjalanan kekristenan ku, aku melihat, mendengar, bahkan mengalami banyak kekecewaan terhadap gereja.
Tuduhan dosa, dosa, dan dosa, acapkali tersirat dan tersurat dalam setiap komunikasi dalam komunitas eksklusif ini.
Mereka mengatakan nya teguran.
Dan mereka tidak salah.
Dan mereka tidak salah.
Bukankah kita wajib menegur seorang akan yang lain?
Hendaklah perkataan Kristus diam
dengan segala kekayaannya di antara kamu,
sehingga kamu dengan segala hikmat
mengajar dan menegur seorang akan yang lain
dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian
dan nyanyian rohani,
kamu mengucap syukur
kepada Allah di dalam hatimu.
( Kolose 3:16 )
Salah kah Mary Griffith menegur putra nya?
TIDAK. Sangat alkitabiah.
TIDAK. Sangat alkitabiah.
Kesalahan fatal nya adalah ketika dia menggunakan kata kata yang salah :
I never have a gay son.
Aku tidak pernah punya seorang putra gay.
Kesalahan fatal nya adalah ketika dia menempelkan ayat ayat alkitab di dalam setiap sudut rumah yang menguatkan tuduhan nya itu, agar Bobby senantiasa membaca dan mengingat nya.
Dan itu merupakan teror bagi seorang Bobby.
Kesalahan fatal nya adalah ketika tidak bisa menerima alasan Bobby yang tidak mampu untuk berubah menjadi seperti keinginan nya.
Kesalahan fatal nya adalah ketika lelaki muda ini tidak dapat lagi merasakan kasih seorang ibu.
Dua perbedaan besar yang dapat dilihat dengan mata awam sekalipun.
Namun pada saat yang bersamaan, kabut tebal menyamarkan pandangan kita.
DOSA selalu muncul setiap kali kita menyelidiki Hukum Taurat.
KASIH senantiasa terasa dalam ajaran Yesus.
Kedua hal yang dianggap bertentangan inilah yang membuat para imam dan ahli taurat mengutuki Yesus.
Dan Yesus mengetahui apa yang ada dalam pikiran mereka, sehingga Dia berkata :
"Janganlah kamu menyangka,
bahwa Aku datang untuk meniadakan
hukum Taurat atau kitab para nabi.
Aku datang bukan untuk meniadakannya,
melainkan untuk menggenapinya.
( Matius 5:17 )
Para imam Farisi dan ahli Taurat pun mendesak Nya dengan bertanya :
"Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?" ( Matius 22:36 )
Dan Yesus menjawab mereka :
"Kasihilah Tuhan, Allahmu,
dengan segenap hatimu
dan dengan segenap jiwamu
dan dengan segenap akal budimu.
Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
Dan hukum yang kedua,
yang sama dengan itu, ialah:
Kasihilah sesamamu manusia
seperti dirimu sendiri.
Pada kedua hukum inilah
tergantung seluruh hukum Taurat
dan kitab para nabi."
( Matius 22:37-40 )
KASIH.
Itulah jawaban Yesus
tentang inti dari hukum Taurat.
4 hukum pertama dari 10 hukum itu adalah untuk menjaga hubungan kita dengan Tuhan kita.
Sementara 6 lain nya adalah untuk menjaga keharmonisan dengan sesama. ( Ulangan 5:16-21 ).
Pernah kah kita bertanya, mengapa Tuhan menurunkan semua perintah dan laranganNya itu?
Tuhan punya alasan.
Hormatilah ayahmu dan ibumu,
karena bila tidak, akan melahirkan kekecewaan.
Jangan membunuh,
karena akan menimbulkan dendam.
Jangan berzinah,
karena akan mendatangkan amarah.
Jangan mencuri,
karena akan menuai kebencian
Jangan mengucapkan saksi dusta
tentang sesamamu,
karena akan menjadi benih sakit hati
Jangan mengingini apa pun
yang dipunyai sesamamu,
karena akan memercik
api perang saudara.
Perang saudara. Sakit hati. Dendam. Kecewa.
Amarah. Kebencian.
Segala perselisihan itulah yang seharusnya tidak kita ciptakan lewat teguran kita terhadap sesama.
Tanpa kasih,
teguran akan menjadi tuduhan.
Tanpa kasih,
rangkulan akan menjadi cambukan.
Tanpa kasih,
doa akan menjadi teror.
Tanpa kasih,
dosa akan menutup mata seseorang
terhadap kebaikan sesama.
Dan aku merasakannya sendiri.
Aku menangis ketika putri tunggalku menjadi apatis dengan iman nya itu.
Aku berontak kepada gereja ketika mereka membuat anak yang pernah kukandung ini berkata sinis : Buat apa ke gereja.
Aku melihat ada yang salah ketika perempuan muda ini secara terang terangan memproklamasikan ketidakperdulian nya pada setiap ayat alkitab.
Tapi aku mengasihi nya.
Anak itu kecewa. Aku juga.
Ekspektasi nya terhadap gereja terlalu tinggi.
Aku memiliki pengalaman dalam hal ini.
Dia belum pernah merasakan indah nya pelukan Kasih. Aku sudah.
Seperti rusa yang tindu akan aliran air,
aku rindu untuk mendengar suaraNya lewat setiap Frrman Nya.
Aku rindu untuk menyenangkanNya lewat pujian dan penyembahan,
Aku rindu untuk merasakan hadiratNya di setiap helaan napas ku.
Dan aku pun rindu merasakan KasihNya.
Walau bukan lewat mereka yang mengaku menjadi pengikut Kristus yang sarat dengan ajaran kasih nya, aku rasakan justru lewat orang di luar sana,
Ada rasa malu untuk mengakuinya.
Bukan karena Yesus ku aku malu.
Aku bangga akan Dia. Amat sangat bangga.
Aku malu pada diri ku sendiri.
Aku malu pada mereka di luar sana.
Aku malu karena itulah gereja akhir jaman ini.
Kita belajar Alkitab.
Kita membedah Alkitab. Kita ikut kelas diskusi Alkitab.
Kita berusaha menemukan Yesus di dalam Alkitab.
Persis seperti yang dilakukan imam imam Farisi dan ahli ahli Taurat.
Dan mereka tidak menemukan Mesias!!
Persis seperti kita tidak melihat Yesus di dalam Alkitab !!
Celakalah kamu,
hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi,
hai kamu orang-orang munafik,
karena kamu menutup pintu-pintu
Kerajaan Sorga di depan orang.
Sebab kamu sendiri tidak masuk
dan kamu merintangi mereka
yang berusaha untuk masuk.
( Matius 23 :13 )
Karena kita mengandalkan pengetahuan kita tentang Alkitab, bukan pengalaman kita bareng Yesus.
Di dalam keterpurukan nya di lembah yang paling dalam dan gelap, Ayub memiliki pengalaman bersama Tuhan nya, sehingga pada akhir nya dia bisa berkata :
Hanya dari kata orang saja
aku mendengar tentang Engkau,
tetapi sekarang mataku sendiri
memandang Engkau.
( Ayub 42:5 )
DOSA versus KASIH.
DOSA melahirkan tuduhan.
KASIH membentuk teguran.
Perbedaan tipis
yang membawa dampak luar biasa,
karena teguran membangun iman,
tapi tuduhan membinasakan nya.
Jika ada orang yang membinasakan bait Allah,
maka Allah akan membinasakan dia.
Sebab bait Allah adalah kudus
dan bait Allah itu ialah kamu
( 1 Korintus 3:17 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar