Senin, 28 Januari 2019

SANG MAESTRO

Berada di ujung jalan Gubeng Surabaya, Maestro,  tempat digital printing ini tampak ramai dikunjungi orang yang datang dan pergi, membuatku berhenti sejenak sambil memutar kembali memori di kepala ini.

Nama ini cukup familiar.

Yah....  Aku melihat nya beberapa kali ketika menyusuri jalanan kota Malang.

Nama yang muncul pertama kali dalam benak siapa pun yang memerlukan nya,  khusus nya di kalangan muda mudi kota pelajar itu.

Sejenak aku terpaku ketika dalam sebuah kesempatan,  aku dikenalkan seorang kawan kepada pemilik usaha ini.

Berpenampilan apa adanya dengan celana bermuda nya ditambah dengan celetukan celetukan ringan yang keluar dari bibir nya,  tidak membuat lelaki setengah abad ini tampak berbeda dengan teman teman sebayanya.

Keberhasilan nya di dalam usaha yang dirintis nya sedari masih di bangku sekolah tidak membuat nya lupa akan jati diri nya sendiri.

Dia masih seorang teman bagi kami. 

Dia masih seorang sahabat yang rendah hati.
Dia masih mau bergurau 
dengan teman teman sepermainan nya dulu,  
walau waktu telah menempatkan kami 
pada posisi yang berbeda.

Dia masih tetap mencintai dan dicintai

Rasa cinta nya pada para karyawan nya pun berbalik kepada nya lagi ketika diterimanya kejutan manis yang mereka berikan di pintu rumah nya ketika berulang tahun.


"Aku selalu katakan pada mereka,  
kalau aku memerlukan mereka.  
Tapi aku pun mencintai mereka.  
Seandainya ada peluang kerja lebih baik,  
aku tidak akan melarang mereka 
buat meraih kesempatan itu 
demi masa depan nya, 
karena itu adalah hak mereka. 
Tapi tolong beri waktu 
untuk mengisi kekosongan nya setelah itu. "

Sungguh bijaksana!

S U D A T N O

Tidak banyak yang bisa aku buka dalam lembaran album masa kecil ku,  tapi aku tau dengan pasti,  dialah teman sekolah ku dulu.

Walau suka main seperti anak anak lain nya,  Sudatno muda sudah memikirkan hidup nya sekian tahun mendatang.

Putra pemilik depot mie ini berani mengambil langkah pertama nya.

"Aku memulai dengan mesin foto copy bekas seharga lima ratus ribu," ujar nya merendah.

Anak muda yang luar biasa ini sanggup melihat peluang.

Tiga puluh tahun lalu,  tempat foto copy adalah tempat yang wajib dikunjungi para pelajar dan mahasiswa.

Sudatno muda berdiri dan meraih peluang itu walau dengan berjinjit di ujung jari kaki nya.

Pemuda ini melangkah, 
perlahan dan pasti. 

Kaki nya berdarah. 
Tulang nya nyeri. 
Jemari  nya membengkak. 
Kuku nya patah merobek kulit nya.


Tersandung, tapi dia mampu bangkit lagi.
Dan kembali melanjutkan perjalanan nya.


Ketika era keemasan fotocopy tergeser oleh digital,  dia tidak mengijinkan matanya melihat akhir perjalanan nya. 

Justru saat itulah dia sanggup melihat nya sebagai awal babak baru dalam usaha nya.

Bahkan di usia nya sekarang,  ketika teknologi laser mulai memasuki dunia industri,  bapak dua orang pangeran ini mampu menangkap peluang itu sebagai langkah awal untuk generasi penerus nya.  

Dia membuktikan pada dunia,  bahwa dia sanggup.

Dia sanggup menahan diri di saat teman teman sebaya nya menikmati masa muda mereka.
Dia sanggup bergerak mengikuti jaman,  ke mana pun arah nya.

Bahkan dia sanggup menahan mimpi kekasih nya akan sebuah pesta pernikahan yang megah,  mimpi yang akhirnya terwujud dua puluh lima tahun kemudian, persis di Silver Wedding Anniversary mereka.

Sudatno layak mendapatkan hiburan dari seorang diva negeri ini!



S U D A T N O

Menolak disebut boss,  
pengusaha fotocopy ini 
belum melihat akhir dari perjuangan nya.

Bukan untuk diri nya sendiri
Tapi untuk kedua putra mahkota nya




Tetap lah berjuang,  sahabat. 
Tetap lah menjadi inspirasi kami. 
Tetap lah memegang ilmu padi,
Ilmu ketimuran dalam kancah globalisasi.


kupandangi dari atas tanah yang retak
kupandangi dari atas tanah 
yang tergenang
diselimuti air

warnamu yang semakin hari terlihat kuning
selalu terganti hijau 
yang enggan untuk hilang
menunduk ditiup angin
menari dihinggapi capung




Bravo,  Maestro! 

Bravo,  kawan!



Sabtu, 26 Januari 2019

DOSA versus KASIH

Bobby Griffith,  seorang gay dari keluarga aktivis gereja,  ditemukan tewas bunuh diri pada tahun 1980 an.


Di hari pemakaman nya,  Mary Griffith,  sang ibunda,  terperangkap dalam kesedihan yang mendalam karena yakin putra terkasih nya itu menjadi penghuni neraka.

Sampai akhir nya,  Mary mendapatkan jawaban lewat Rev. Whitsell,  pendeta dari gereja di mana Bobby beribadah selama ini.

Tuhan saja menerima Bobby,  masakan kami tidak?

Mary pun tersentak.

Kisah Sodom dan Gomora yang telah dibumihanguskan 
bersama para gay nya,  
kisah yang telah dihafalkan nya selama bertahun tahun,  
kisah yang sering digunakan nya sebagai senjata melawan dosa, 
telah mengalahkan kasih nya pada anak nya sendiri.

Bobby, putra kesayangan nya,  tidak sanggup menahan kekecewaan yang teramat besar  pada ibu nya, pada orang orang dekat nya,  pada gereja nya,  pada pelayanan nya selama ini.

Lelaki muda ini tidak memiliki siapa siapa ketika dia memerlukan a shoulder to cry on.

Kesepian,  kegagalan,  perasaan berdosa,  ketakutan nya,  membuat nya mengambil langkah nekad dengan mengakhiri hidup nya.

Dia tidak merasakan secuil kasih pun dari orang orang terdekatnya,  terlebih lagi ketika pasangan gay nya memilih untuk menjadi normal karena desakan keluarga dan lingkungan nya.

Dan Bobby Griffith bukan satu satu nya anak Tuhan yang terjebak dalam tuduhan dosa,  dosa,  dan dosa.

Di akhir jaman ini,  gereja dipenuhi oleh orang orang berdosa, bahkan banyak dari mereka yang menjadi sampah masyarakat.

Gereja menerima mereka dengan tangan terbuka.

Puji Tuhan!!

Tapi sanggupkah gereja memelihara dan membesarkan mereka?

Hampir empat puluh tahun perjalanan kekristenan ku,  aku melihat, mendengar,  bahkan mengalami banyak kekecewaan terhadap gereja.

Tuduhan dosa, dosa,  dan dosa,  acapkali  tersirat dan tersurat dalam setiap komunikasi dalam komunitas eksklusif ini.

Mereka mengatakan nya teguran.
Dan mereka tidak salah.

Bukankah kita wajib menegur seorang akan yang lain? 

Hendaklah perkataan Kristus diam 
dengan segala kekayaannya di antara kamu, 
sehingga kamu dengan segala hikmat 
mengajar dan menegur seorang akan yang lain 
dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian 
dan nyanyian rohani, 
kamu mengucap syukur 
kepada Allah di dalam hatimu.  
( Kolose 3:16 )



Salah kah Mary Griffith menegur putra nya?
TIDAK. Sangat alkitabiah. 

Kesalahan fatal nya adalah ketika dia menggunakan kata kata yang salah :

I never have a gay son. 
Aku tidak pernah punya seorang putra gay.

Kesalahan fatal nya adalah ketika dia menempelkan ayat ayat alkitab di dalam setiap sudut rumah yang menguatkan tuduhan nya itu,  agar Bobby senantiasa membaca dan mengingat nya. 

Dan itu merupakan teror bagi seorang Bobby. 

Kesalahan fatal nya adalah ketika tidak bisa menerima alasan Bobby yang tidak mampu untuk berubah menjadi seperti keinginan nya.

Kesalahan fatal nya adalah ketika lelaki muda ini tidak dapat lagi merasakan kasih seorang ibu.

DOSA atau KASIH.

Dua perbedaan besar yang dapat dilihat dengan mata awam sekalipun. 

Namun pada saat yang bersamaan,  kabut tebal menyamarkan pandangan kita. 

DOSA selalu muncul setiap kali kita menyelidiki Hukum Taurat.

KASIH senantiasa terasa dalam ajaran Yesus.

Kedua hal yang dianggap bertentangan inilah yang membuat para imam dan ahli taurat mengutuki Yesus.

Dan Yesus mengetahui apa yang ada dalam pikiran mereka,  sehingga Dia berkata :

"Janganlah kamu menyangka, 
bahwa Aku datang untuk meniadakan 
hukum Taurat atau kitab para nabi. 
Aku datang bukan untuk meniadakannya, 
melainkan untuk menggenapinya. 
( Matius 5:17 )


Para imam Farisi dan ahli Taurat pun mendesak Nya dengan bertanya :

"Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?" ( Matius 22:36 )

Dan Yesus menjawab mereka :

"Kasihilah Tuhan, Allahmu, 
dengan segenap hatimu 
dan dengan segenap jiwamu 
dan dengan segenap akal budimu. 
Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
Dan hukum yang kedua, 
yang sama dengan itu, ialah: 
Kasihilah sesamamu manusia 
seperti dirimu sendiri.
Pada kedua hukum inilah 
tergantung seluruh hukum Taurat 
dan kitab para nabi." 
( Matius 22:37-40 )

KASIH. 
Itulah jawaban Yesus 
tentang inti dari hukum Taurat.



4 hukum pertama dari 10 hukum itu adalah untuk menjaga hubungan kita dengan Tuhan kita.
Sementara 6 lain nya adalah untuk menjaga keharmonisan dengan sesama. ( Ulangan 5:16-21 ).

Pernah kah kita bertanya,  mengapa Tuhan menurunkan semua perintah dan laranganNya itu?
Tuhan punya alasan.

Hormatilah ayahmu dan ibumu, 
karena  bila tidak,  akan melahirkan kekecewaan.

Jangan membunuh, 
karena akan menimbulkan dendam.

Jangan berzinah, 
karena akan mendatangkan amarah.

Jangan mencuri, 
karena akan menuai kebencian

Jangan mengucapkan saksi dusta 
tentang sesamamu, 
karena akan menjadi benih sakit hati

Jangan mengingini apa pun 
yang dipunyai sesamamu, 
karena akan memercik 
api perang saudara.

Perang saudara. Sakit hati. Dendam. Kecewa. 
Amarah. Kebencian.

Segala perselisihan itulah yang seharusnya tidak kita ciptakan lewat teguran kita terhadap sesama.

KASIH lah yang meniadakan DOSA.

Tanpa kasih,  
teguran akan menjadi tuduhan. 

Tanpa kasih,  
rangkulan akan menjadi cambukan. 

Tanpa kasih,  
doa akan menjadi teror.

Tanpa kasih,  
dosa akan menutup mata seseorang 
terhadap kebaikan sesama.

Dan aku merasakannya sendiri.

Aku menangis ketika putri tunggalku menjadi apatis dengan iman nya itu.

Aku berontak kepada gereja ketika mereka membuat anak yang pernah kukandung ini berkata sinis : Buat apa ke gereja.

Aku melihat ada yang salah ketika perempuan muda ini secara terang terangan memproklamasikan ketidakperdulian nya pada setiap ayat alkitab.

Tapi aku mengasihi nya.

Anak itu kecewa. Aku juga.
Ekspektasi nya terhadap gereja terlalu tinggi. 
Aku memiliki pengalaman dalam hal ini. 

Dia belum pernah merasakan indah nya pelukan Kasih.  Aku sudah. 

Iman ku terlalu besar untuk menyangkal kekristenan ku

Seperti rusa yang tindu akan aliran air, 
aku  rindu untuk mendengar suaraNya lewat setiap Frrman Nya. 

Aku rindu untuk menyenangkanNya lewat pujian dan penyembahan, 

Aku rindu untuk merasakan hadiratNya di setiap helaan napas ku.

Dan aku pun rindu merasakan KasihNya. 

Walau  bukan lewat mereka yang mengaku  menjadi pengikut Kristus yang sarat dengan ajaran kasih nya, aku rasakan justru lewat orang di luar sana,

Ada rasa malu untuk mengakuinya. 

Bukan karena Yesus ku aku malu. 

Aku bangga akan Dia.  Amat sangat bangga.

Aku malu pada diri ku sendiri. 
Aku malu pada mereka di luar sana. 
Aku malu karena itulah gereja akhir jaman ini.

Kita belajar Alkitab. 
Kita membedah Alkitab.
Kita ikut kelas diskusi Alkitab.
Kita berusaha menemukan Yesus di dalam Alkitab.

Persis seperti yang dilakukan imam imam Farisi dan ahli ahli Taurat.

Dan mereka tidak menemukan Mesias!!
Persis seperti kita tidak melihat Yesus di dalam Alkitab !!

Celakalah kamu, 
hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, 
hai kamu orang-orang munafik, 
karena kamu menutup pintu-pintu 
Kerajaan Sorga di depan orang. 
Sebab kamu sendiri tidak masuk 
dan kamu merintangi mereka 
yang berusaha untuk masuk. 
( Matius 23 :13 )


Karena kita mengandalkan pengetahuan kita tentang Alkitab,  bukan pengalaman kita bareng Yesus.

Di dalam keterpurukan nya di lembah yang paling dalam dan gelap,  Ayub memiliki pengalaman bersama Tuhan nya,  sehingga pada akhir nya dia bisa berkata :

Hanya dari kata orang saja
aku mendengar tentang Engkau, 
tetapi sekarang mataku sendiri 
memandang Engkau. 
( Ayub 42:5 )


DOSA versus KASIH.

DOSA melahirkan tuduhan. 
KASIH membentuk teguran.

Perbedaan tipis 
yang membawa dampak luar biasa,
karena teguran membangun iman,  
tapi tuduhan membinasakan nya.

Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, 
maka Allah akan membinasakan dia. 
Sebab bait Allah adalah kudus 
dan bait Allah itu ialah kamu 
( 1 Korintus 3:17 )


Halleluyah !

Rabu, 23 Januari 2019

S E M U

Seperempat abad yang lalu,  
ketika aku setuju untuk mengucapkan 
janji sehidup semati 
dengan seorang lelaki dengan budaya Tiongkok nya,  
orang tua ku sempat berpesan 
agar tetap bisa mandiri,  
sehingga tidak terjebak 
dalam ji-ngek sa-ngek mereka - 
istilah untuk istri kedua dan ketiga nya.

Ayah ku adalah China peranakan. 
Sementara keluarga ibu ku bahkan menggunakan bahasa nenek moyang mereka dalam keluarga nya.
Sedikit dari mereka yang fasih berbahasa indonesia. 

Aku tertawa mendengar nasihat itu.

Come on.

Ini Indonesia,  bung.  Ini abad ke 20.

Budaya ber poligami adalah budaya dari dinasti Qing di abad ke 16.

Saat itu poligami dianggap sebagai sebuah kebanggaan,  sebuah status sosial. 
Dan para wanita pun bangga dengan status mereka yang bukan istri pertama, karena mereka terpilih dari sekian juta wanita lain.

Sementara istri pertama pun tidak mampu berbuat apa apa, 
kecuali mengikuti keinginan sang suami,  
karena mereka bergantung penuh pada nya. 

Gaya hidup mereka,  gengsi mereka,  
bahkan keluarga mereka pun terjebak dalam gaya hidup dan gengsi yang diciptakan oleh sang menantu.

Mereka lebih suka di madu daripada diceraikan!!!

My God!!

It won't be happen to me. Itu tidak akan terjadi padaku.

Itu tekad ku saat itu.

Belum habis jemari ini menghitung tahun tahun kebersamaan kami ketika aku menyadari arah langkah ku bersama dia.

Dan sebelum aku terjebak lebih dalam sehingga sulit untuk keluar,  aku pun memutuskan buat melangkah sendiri bareng bayi kecil ku.

Prinsip yang berbeda ini,  prinsip yang telah terbaca orang tua ku sedari awal ini,  tampak seperti kerikil tajam pada jalan di hadapan ku.

It is a nightmare!! Aku tidak bisa menerima nya.

Satu hal yang aku tahu : HIDUP ITU INDAH


Dua puluh lima tahun sudah aku jalani.

Sampai akhirnya,  tanpa aku sadari,  tanpa bisa aku hindari,  aku terjatuh dalam pelukan lelaki yang berstatus suami orang.

What the fuck!!!!

Aku benci diri ku sendiri.
But I can't help.

Takdir?  
Destiny?  
Atau itu yang disebut pilihan? 
The choice.

Kalau aku boleh memilih,  

aku memilih untuk tetap sendiri.
Kalau boleh aku memilih,
Aku memilih untuk menjauhi kehidupan sosial.

Semua andai-andai itu pun dimulai dari sebuah KALAU.

Kalau aku boleh memilih, 
Aku memilih untuk tidak menjadi single parent.

Penyesalan kah? 
NOOOO.....


Dari seorang anak mami 
yang tidak memahami arti 
sebuah kehidupan remaja
Menjadi seorang ibu sekaligus ayah
Membuat ku berbeda 
dari perempuan kebanyakan.

Melewati tsunami besar dan gempa bumi
Membuat pondasi ku lebih kokoh 
dari pada seorang Goliath.

Jatuh cinta di usia setengah abad?
Menjadi istri kedua?

S E M U

Hanya itu kata yang tepat.
Kehidupan itu semu.


Ada suatu kesia-siaan yang terjadi di atas bumi: 
ada orang-orang benar, yang menerima ganjaran 
yang layak untuk perbuatan orang fasik, 
dan ada orang-orang fasik yang menerima pahala 
yang layak untuk perbuatan orang benar. 
Aku berkata: "Ini pun sia-sia!"  
( Pengkotbah 8:14 )

Seperti menuai badai 
Layaknya menjaring angin



Karena toh umur manusia terbatas
Kemampuan nya terbatas
Kekuatan nya terbatas
Waktu nya terbatas


Apakah cinta
Apalah benci
Apakah balas budi
Apakah dendam


Ada orang yang menguji mu
Ada yang menggunakan mu
Ada yang mencintai mu
Dan ada yang mengajari mu

Ada pula yang mengeluarkan
semua sisi baikmu
dan mengingatkanmu
Hidup ini layak untuk mu

S E M U


Idealisme pun semu
Kesucian pun semu 
Penderitaan pun semu


Dengan telanjang aku keluar dari rahim ibuku
Dengan telanjang pula aku kembali ke bumi
Dari tanah kembali ke tanah
Dari debu kembali ke debu


S E M U

Tapi bukan KOSONG
Karena hidup ini berarti 
Karena hidup adalah tentang menikmati nya
Adalah tentang menjadi bahagia




Berbahagialah orang yang membawa damai, 
karena mereka akan disebut anak-anak Allah 
( Matius 5:9 )


Minggu, 13 Januari 2019

Balok Yang Keropos

Sebagai seorang kristiani,  Aku bersyukur bisa mengenal Dia yang menciptakan aku. 

Kuasa Nya nyata. 
Mujizat Nya nyata. 
Kehadiran Nya nyata.
KasihNya nyata. 
Bahkan Suara Nya pun nyata. 

Bukan sekedar katanya orang. 

 Tetapi aku tahu: 
Penebusku hidup, 
dan akhirnya Ia akan bangkit di atas debu.  
Juga sesudah kulit tubuhku sangat rusak, 
tanpa dagingku pun aku akan melihat Allah, 
yang aku sendiri akan melihat memihak kepadaku; 
mataku sendiri menyaksikan-Nya 
dan bukan orang lain. 
Hati sanubariku merana karena rindu.  
( Ayub 19:25-27 )


Tak terhitung berapa kali sudah aku dipuaskanNya lewat tangis dan air mata.
Tak terhitung pula berapa ratus kali hatiku melompat girang.
Damai dan sukacita terasa hangat mengalir di pembuluh darah ku.

Bukan sekali dua kali aku ditawarkan  untuk menukar NamaNya dengan sukacita sesaat.
Dan aku cuman katakan, "Berani bayar berapa buat DarahNya yang udah tertuang di kayu salib itu ?"

Tapi aku tidak menyalahkan mereka yang mengajak ku berpaling.
Mereka tau kekecewaan ku terhadap gereja. 
Bahkan mereka melihat sendiri bagaimana orang orang yang rajin beribadah itu memperlakukan aku. 

Tanpa mereka pun, kekecewaan terhadap manusia berjubah kekristenan bukan lagi menjadi sebuah rahasia.


9 dari 10 orang kristen mahir berdoa. 
Beberapa dari mereka bahkan mengaku mendengar suara Tuhan. 
Kelas kelas Alkitab senantiasa dibuka. 
Penuh dengan hati yang rindu untuk mengenal Nya. 


Tapi di saat yang sama. 
Gereja terbelah oleh sakit hati terhadap sesama nya. 

Tanyakan pada mereka tentang Tuhan Sang Pencipta, 
mereka dapat menceritakan nya dengan lancar. 

Tanyakan pula pada mereka tentang dia yang berjalan tidak sesuai dengan prinsip nya , 
mereka pun mampu menjadi komentator professional.

Pengampunan adalah hal utama dalam kekristenan. 
Namun penghakiman adalah hal yang sering kita dengar dari mulut yang memuji Tuhan itu. 

Janji Tuhan adalah pemicu detak kekristenan. 
Tapi di lain pihak,  tuduhan senantiasa menciptakan  alasan tertundanya janji itu. 

Padahal perintah Nya jelas. 

Akan tetapi, 
jikalau kamu menjalankan hukum utama 
yang tertulis dalam Kitab Suci: 
"Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri", 
kamu berbuat baik.  
( Yakobus 2:8 )

Ada yang salah.
Salib terbentuk dari dua potong balok. 
Vertikal dan horizontal.

Balok vertikal menggambarkan hubungan dengan Sang Pencipta. 
Dan balok horizontal menggambarkan hubungan dengan sesama. 

Balok vertikal yang tegak bukan menjadi salib lagi,  lambang kekristenan, tanpa balok horizontal nya. 

Kekecewaan tingkat dewa terhadap manusia ini lah yang mengundang sekumpulan rayap  pada balok horizontal itu. 

Lebih dari 30 tahun perjalanan kekristenan ku , jutaan rayap  itu  menggerogoti balok horizontal ku,  membentuk sebuah pribadi yang tidak peduli lagi pada tubuh Kristus. 

Alih alih meratapi roboh nya balok horizontal ku,  aku pun menguatkan balok vertical ku. 

Sampai satu kali,  sebuah teguran menusuk layaknya pedang bermata dua. 

Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, 
tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, 
ia bersalah terhadap seluruhnya. 
( Yakobus 2:10 )



Rayap itu harus dibasmi. 
Balok horizontal ku harus sekuat pasangan nya. 

Dan Tuhan pun mengirimkan obat pembasmi rayap nya lewat seorang buddhis.

Ya,  Pengikut Buddha. 

Sebagai agama yang nontheistik ( baca : filsafat ) , para pengikut Buddha ini menarik perhatian banyak gereja untuk dikenakan kepada Sang Pencipta. 

Buddhisme menolak adanya sosok mahakuasa sebagai pencipta dan menyatakan bahwa alam semesta diatur oleh lima hukum kosmis (Niyama Dhamma), yakni Utu Niyama, Bija Niyama, Kamma Niyama, Citta Niyama, dan Dhamma Niyama. 

Hal ini dipandang oleh banyak orang sebagai perbedaan utama antara mereka  dan agama-agama lain.

Tapi lihat apa yang mereka miliki.



Mereka tidak membedakan siapa pun. 
Kaya atau miskin. 
Raja atau rakyat jelata.
Pembunuh atau pemuka agama
Semua memiliki derajat yang sama. 
Tidak ada yang ditinggikan atau direndahkan. 

Bukankah Yesus pun memandang orang Samaria sama seperti orang Ibrani? 

Mereka mengajarkan penaklukan diri sendiri untuk mengisi kekosongan batin. 
Mereka tekan kekecewaan mereka terhadap orang lain. 
Mereka tahan rasa sakit mereka akibat perbuatan orang lain. 
Penaklukan diri inilah yang menahan kata kata kutukan dari bibir mereka. 

Pengampunan mereka bagi orang orang yang mencelakakan mereka pun nyata. 

Bukankah Yesus pun memberikan teladan itu kepada kita ?

Bahkan tentang murid yang menjualnya dengan 30 keping perak pun, sebagai permulaan jalan penderitaan Nya,  Yesus berpesan, 

"Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah Aku." ( Yohanes 21:22 )


Mereka menekankan hukum sebab akibat. 
Ada sebab,  ada akibat. 
Ada konsekuensi dari setiap tindakan kita. 

Bukankah hukum tabur tuai senantiasa diingatkan Yesus juga?

Inner peace, kedamaian dalam diri sendiri,  selalu identik dengan ajaran Sang Buddha. 

Itulah helaan napas mereka.
Itulah detak nadi mereka. 
Itulah desiran pembuluh darah mereka.

Dan itulah yang membuat balok horizontal mereka kokoh.  Hubungan mereka dengan sesama terjaga. Kuat dan padat. 

Bagaimana dengan kita kaum kristiani? 

Namun aku hidup, 
tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup,
 melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. 
( Galatia 2:20a )

Air mata ku pun menetes. 
Dan aku pun berandai andai. 

Mungkin kita lebih mengenal Sang Pencipta dibandingkan mereka.  
Tapi mereka lebih mengenal bagaimana mengendalikan dunia di sekitarnya . 

Tidak heran bila kemudian banyak saudara kita yang berpindah ke agama yang satu ini. 

Seribu tahun sebelum kelahiran Yesus di Betlehem, seorang raja di dalam kerajaan Israel, Daud, bahkan telah melihat fenomena akhir jaman ini. Sehingga di dalam Mazmur nya, Nabi Besar ini menulis,

Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya
Apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun

Seperti minyak yang baik di atas kepala
yang meleleh ke janggut Harun
dan ke leher jubahnya

Seperti embun gunung Hermon
yang turun ke atas gunung-gunung Sion
Sebab ke sanalah Tuhan memerintahkan
berkat, kehidupan untuk selama-lamanya

( Mazmur 133:1-3 )

Kata-kata saudara yang dimaksud Raja Daud saat itu, tentu saja bukan hanya mereka yang mengaku dengan mulut mereka bahwa Yesus adalah Tuhan, karena Yesus lahir seribu tahun setelah Mazmur itu ditulis, 30 generasi setelah Daud.

Kata saudara yang dipakai Daud ditujukan untuk semua umat manusia. 
Ibrani atau Romawi.
Samaria atau orang Yahudi. 

Mungkin balok vertikal kita kokoh. 
Tapi tanpa bisa diingkari,  mereka memiliki balok horizontal yang lebih padat. 

Kekristenan merupakan aliran terbesar di dunia.
40% penduduk dunia adalah mereka yang mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan.
2,2 milyard manusia ini memikul Amanat Agung.

Namun berapa banyak dari ke 2.2 milyard manusia itu yang mampu melaksanakan nya? 

Perpecahan gereja. 
Gelar perkara sesama saudara. 
Adu domba dan sakit hati. 
Penghakiman dan kutukan. 

Itu lah yang dilihat dunia tentang kekristenan. 
Itulah penghalang terlaksana nya Amanat Agung.

Balok yang keropos tidak akan membentuk salib lagi. 
Salib itu sudah tidak tampak lagi. 
Penderitaan Yesus untuk dunia sekedar dongeng sebelum tidur. 

Sebelum rayap  memakan balok vertikal yang menyangga salib itu,  pembasmi rayap telah ada di hadapan kita.

Maukah kita memakainya untuk membasmi rayap di balok horizontal kita?

Agar Salib Nya nyata  
Agar Penderitaan Nya tidak sia sia, 
karena Yesus lakukan itu semua 
untuk seluruh umat manusia
Agar Janji Kedatangan Nya yang kedua kalinya,  
Maranatha,  segera digenapi. 


Bukankah itu kerinduan kita semua? 

Karena hidup kita 
adalah Injil yang terbuka 
di mata dunia ini.

Dunia melihat kita. 
bukan Yesus
Dunia memperhatikan kita, 
bukan Tuhan kita.
Dunia mencari kasih kita
bukan kasih Yesus

Dunia perlu bukti
Yang bisa mereka lihat
Yang bisa mereka rasakan

Biarkan mereka merasakan 
kasih dan kedamaian 
terpancar dari dalam diri kita 
ketika kita berinteraksi 
dengan mereka.

Dan mereka akan bertanya
Siapakah Yesus mu? 

Haleluyah!!! 






Minggu, 06 Januari 2019

W I M I N T O

Mengaku pernah kenal sedari masih berseragam sekolah dasar,  lelaki yang kerap dipanggil Tjie Ming ini menggelitik setan kecil bernama penasaran.

Satu dua komentar nya di grup sebagai balasan komentar ku,  membuat ku ingin mengenal nya lebih jauh,  seperti dia dulu pernah mengenal ku.

Dengan gamblang nya,  dia sanggup menceritakan seperti apa aku dulu.  

Detail, bahkan lebih detail dari gambaranku sendiri sekalipun.

Terlalu kejam rasanya kalau aku, yang pernah menolak mengenal nya dengan alasan lupa,  tiga puluh tahun kemudian pun aku tidak mau mengenal dia, yang,  mungkin saja,  pernah aku pukul pakai penggaris waktu di bangku sekolah.

Beberapa kesempatan untuk bertemu terlewat begitu saja selama hampir dua tahun. 

Kesibukan mengerem ku.
Rasa malu dan segan menggeser penasaran itu. 
( "mulai kapan jadi pemalu? "  pasti itu reaksi nya yang bikin aku mati kutu )


Sampai satu hari di penghujung tahun,  sebuah ucapan singkat masuk ke akun ku.  Sebuah ucapan singkat tanda toleransi beragama, dari lelaki itu.


W I M I N T O

Tanpa ada niat untuk saling bicara panjang kali lebar,  tik tok percakapan pun terjadi antara kami.

Sesi awal dilanjut dengan sesi sesi berikutnya,  dan berikut nya lagi,  tanpa pernah bertemu muka.  Bahkan tidak pula menggunakan teknologi dengan video atau voice call nya.

Adat leluhur yang dipegang nya erat menahan jemari ku untuk tidak menekan kedua fitur itu.

Walau demikian,  ada rasa nyaman ketika bicara dengan ayah dua orang malaikat ini.


Bagai berbincang dengan alam, 
aura ketenangan bak berada di tepi aliran sungai, 
tampak tersirat dalam kalimat kalimat nya.

Kata kata nya yang cermat dan teliti itu menarik perhatian ku. 

Kadang tajam,  tapi tidak menggurui. 
Kadang peduli,  tapi bukan usil. 
Sebentar ada kekecewaan,  
namun terbungkus dengan kepasrahan.

Luar biasa!!


"Aku harus mengajak nya kopi darat,"  hanya itu tekad ku untuk bisa mengenali lelaki ini bila kelak bertemu dalam komunitas yang lebih luas.

Ya,  penganut ajaran Budha ini lebih comfort dalam lingkungan yang lebih kecil dan tenang,  karena di sana lah,  dia mampu berpikir jernih tentang siapa yang sedang dia hadapi.

"Karena aku gak mau meracuni pikiran dan perasaan sendiri dengan meraba raba dan menduga duga ,  kemudian mengambil suatu kesimpulan yang salah," kilahnya bijak.

Logis. 

Ketika lebih dari sepuluh orang berkumpul dalam waktu 1-2 jam,  bagaimana bisa kita mengenal mereka satu per satu?

Dan ketika kita hanya mengenal seseorang sekilas,  mudah bagi kita untuk menilai nya dengan standard yang kita miliki, dengan sudut pandang dari tempat di mana kita berdiri.


"Aku orangnya peka. Jadi kalau memang ada ucapan ku yang tidak berkenan , mending di tegur atau dinasehati, daripada dirasani...atau berpura-pura baik. padahal di belakangku dia mencibir," adalah salah satu kalimat nya.

Cocok!!!!

Masa lalu nya yang kelam tidak pernah memadamkan semangat pemilik bengkel konstruksi ini untuk memberikan masa depan yang cerah untuk anak gadis dan yunior nya.

Dan aku tau,  aku harus banyak belajar dari nya.

Setelah dua minggu ngobrol,  bagaimana mungkin aku melengos saja bila aku bertemu hanya karena aku gak pernah tau rupa nya?

So,  rencana pun di susun.
Dan di eksekusi.

Sengaja aku datang lebih awal pada titik yang telah kami sepakati sebelum nya, untuk bisa mempelajari nya lebih.

Seperti yang kuduga,  ke hati hati an nya tercermin dari cara nya mencari lewat clue yang aku berikan. 

Jam pertama dilanjut dengan jam jam berikut nya.  
Waktu terasa begitu cepat berlari bersama lelaki yang bebas dari gosip ini.

Skill,  knowledge,  attitudes, behaviour.

Satu paket komplit yang jarang kutemui di abad ini, tersimpan dalam diri sosok gempal di hadapan ku,  membuat ku betah berbincang dengan nya.

Satu dua kali kupancing dengan topik berbeda.  
Dan kutemui banyak hal baru yang tidak pernah aku bayangkan sebelum nya.

The more i learn,  the more i know nothing.

Membuka dirinya secara gamblang,  lelaki setengah abad ini memiliki alasan ketika teman main nya sendiri memandang nya sebagai lelaki dingin yang tanpa perasaan dan kepekaan.

Penghargaan terhadap dirinya sendiri diimplementasikan nya dengan menghargai siapa pun yang ditemui nya.

Aku pun terhenyak.

Bagaimana mungkin ajaran Yesus yang tidak pernah dikenal nya,  disimpan nya dalam dalam,  dan diterapkan nya?

"Segala sesuatu yang kamu kehendaki 
supaya orang perbuat kepadamu, 
perbuatlah demikian juga kepada mereka. 
Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi" 
( Matius 7:12 )


My goodness!!!

Walau aku yakin dia tidak memahami nya,  tapi inilah yang disebut Imamat yang rajani , seorang imam yang memiliki hati raja.

W I M I N T O

Bukan sebuah masalah besar 
ketika kau mengakui bahwa, 
bila memungkinkan di negara ini,  
kau memilih untuk tidak beragama.

Agama hanyalah rambu.
Agama hanya sebuah guidelines.

Beyond the expectations.
That is you are.

Tetap lah menjadi dirimu,  sobat.
Tetap lah pada prinsip mu. 

Dan tetap lah menjadi role model bagi generasi berikut.

Karena generasi sekarang
Merindukan sosok seperti mu.

Tanpa teori,  tapi berprinsip. 
Memegang adat leluhur mu,  
tapi terbuka untuk ide ide dunia. 
Layaknya air yang mengikuti bentuk lingkungan nya
tanpa harus mengubah warna dan rasa nya



Be yourself,  buddy
We are here to support you
Bravo !!


Kamis, 03 Januari 2019

Manusia Versi 4.0

Industry versi  4.0 
adalah sebuah perubahan besar besaran di sektor industri. 
Dan lebih dikenal dengan revolusi industri 4.0.

Dan manusia di dalam nya adalah manusia 4.0
Alamak! 
Lah kok tiba tiba langsung 4.0? 
Kapan 1.0 nya? 
Kapan 2.0 dan seterusnya?


Check it out.


Tahun 1784 adalah revolusi industri pertama 
yang diawali penemuan mesin uap 
dan diaplikasinya mesin mesin itu di dalam industri.

Tahun 1870, industri bereovolusi yang kedua 
diawali dengan penggunaan mesin produksi masal 
bertenaga listrik dan minyak.

Tahun 1969, revolusi indutri ketiga 
dengan  penggunaan teknologi informasi dan mesin otomatis.

Dan di tahun 2011, industri kembali berevolusi 
buat yang terakhir kalinya sampai hari ini, 
revolusi keempat yang diawali pengintegrasian 
mesin dengan jaringan internet.


Sektor sektor yang siap menerapkan revolusi industri keempat ini :
     • industri makanan dan minuman
     • industri otomotif
     • industri tektil dan pakaian jadi
     • industri elektronik
     • industri kimia


Dunia sudah terkoneksi dengan jaringan internet.
Kita sudah bergandengan tangan dengan robot !

Kita lah manusia-manusia versi 4.0


Ini adalah fakta

Ini adalah kenyataan

Dan fakta lain nya adalah bahwa 
perubahan ini membawa gangguan dan kekacauan.

Ingatkah beberapa tahun lalu ketika 
banyak supir taksi dan angkot rame rame berdemo 
saat penghasilan mereka berkurang 
akibat transportasi berbasis aplikasi ?

Lihatkah kita
beberapa usaha ritel bangkrut 
dan merumahkan karyawannya 
karena membanjirnya online shop dan ecommerce?

Dan ini yang paling fenomenal adalah 
uang kas tergantikan oleh OVO, Danaku, GoPay.

So get ready say bye bye to visa master!

Be ready to be the part of 4.0 industry !

Objek yang merasa terganggu jika terjadi perubahan adalah manusia.

Ironinya,  
pengalaman dan kepandaian seseorang, 
menghalangi nya untuk 
membaca fenomena ini.

Oleh sebab itu ada istilah ‘jangan usik singa yang sedang tidur!’.

Saat pikiran sudah amat kental dengan pengalaman masa lalu
sudah makan asam garam kehidupan, 
mungkin kita mengalami “the past trap” atau “success trap”.

Manusia versi 4.0 menanggalkan 
semua kesuksesan dan pengalaman nya selama ini

Karena manusia versi 4.0 mampu bersikap flexible dengan perubahan.


Flexible saat cucu atau anak kita bisa duduk tenang saat makan 
sambil lihat youtube daripada rayuan sendok terbang.

Flexible saat acara tv lebih banyak menayangkan azab azab.

Flexible saat perusahaan memutuskan memangkas cost 
yang dianggap tidak perlu.

Flexible saat perusahaan merekrut orang baru dan kita dirotasi.

Flexible ditengah persaingan pekerjaan.

Flexible lah selayaknya air 
yang selalu berubah ubah menurut wadahnya tapi isinya selalu tetap. 



Flexible bukan berarti mengubah value kita 

Justru dengan perubahan, 
value kita  makin bernilai, 
makin mampu melihat hari esok dari hari ini.

Fexible membuat kita  makin kreatif, 
memunculkan imajinasi imajinasi 
dan ide ide liar yang selama ini mengendap.

Flexible justru membuat kita makin kompetitif.

Sudah siapkah kita  memasuki industry 4.0 dengan manusia 4.0 nya ?


Bravo !!